Erasmus Huis Gelar Lomba Film Dokumenter

Selasa, 19 April 2011 | 13:38 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Erasmus Huis dan School for Broadcast Media menggelar Kompetisi Film Dokumentar Internasional yang akan memperebutkan Golden Lens Award, penghargaan bagi pembuat film dokumentar muda berbakat.

"Tujuan dilaksanakannya festival ini adalah untuk mencari pembuat film dokumenter Indonesia berbakat agar mendapat tempat di pentas lokal dan internasional serta menjadi ajang publikasi bagi pembuat film dokumenter Indonesia," kata Erasmus Huis dalam pernyataan persnya.

Penyelenggara berharap dalam tiga tahun ke depan akan muncul film dokumenter Indonesia terbaik di International Documentary Film Amsterdam (IDFA), festival film dokumenter tahunan terbesar di dunia yang berlangsung sejak 1988 di Amsterdam, Belanda.


Para peserta akan memperebutkan penghargaan dalam empat kategori, yaitu Film Dokumenter Terbaik, Film Dokumenter Terbaik Mahasiswa, Film Dokumenter Terbaik Pilihan Pemirsa, Animasi Terbaik. Para pemenang akan mendapat kesempatan publikasi dalam kegiatan lokal dan internasional.

Para sineas muda yang berminat mengikuti kompetisi ini dapat mendaftar dan mengirim filmnya ke Erasmus Huis, Jln. H.R. Rasuna Said Kav. S-3, Kuningan, Jakarta. Pendaftaran dibuka pada 19 April dan ditutup pada 19 September 2011.

Festival Film Dokumentar Internasional ini akan berlangsung pada 15-19 November 2011, bersamaan dengan IDFA, di Auditorium Erasmus Huis Jakarta. Keterangan selengkapnya dapat menghubungi Erasmus Huis atau jejaring sosial twitter (@SBMGoldenLens) atau Facebook.

IWANK

http://www.tempointeraktif.com 

Pembuat Film Dokumenter Dunia Jonathan Stack Akan Hadir di Kineforum DKJ


Submitted by admin on Wed, 04/13/2011 - 11:32

Jakarta, 20 April 2011– Bulan April ini Kineforum Dewan Kesenian Jakarta kedatangan tamu istimewa. Seorang sutradara film dokumenter kelas dunia, Jonathan Stack. Stack adalah seorang sutradara film dokumenter yang pernah dinominasikan pada Academy Award 1999 dan meraih nominasi di Emmy Award untuk karyanya berjudul ‘The Farm : Angola, USA’ (1998) serta berbagai penghargaan bergengsi dunia lainnya.

Stack dikenal memiliki kemampuan unik dalam mendapatkan akses ke dunia ‘terlarang’ dan bahkan berbahaya. Selama bertahun-tahun, ia konsisten menemukan cara untuk mengeksplorasi materi subyek yang sulit yang berada dalam kondisi gelap dan putus asa. Lalu mengubahnya menjadi cerita mengenai harapan dan kemungkinan yang juga mencerminkan keyakinan utama Stack, bahwa dengan menceritakan kisah-kisah positif, maka hal tersebut membantu menciptakan dunia yang lebih positif pula.
Kunjungannya ke Indonesia kali ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatannya di Ubud, Bali pada acara Global Social Change Film Festival & Institute (GSCFFI), yang diadakan dari tanggal 13-17 April 2011. DKJ berkesempatan menjadi tuan rumah bagi Stack untuk berbagi pengalaman dengan para pembuat film dokumenter Indonesia.
DKJ telah menyusun sebuah Program Khusus: Jonathan Stack (khusus undangan) yang diadakan selama dua hari. Hari pertama, tanggal 20 April 2011, dua film karya Stack akan diputar di Studio Kineforum DKJ. Pemutaran pertama berjudul ‘The Farm: Angola, USA (1998) akan diputar pada pukul 17.00 WIB. Film ini mengikuti kehidupan dari enam tahanan penjara di Angola, Louisiana, yang menyampaikan kisah-kisah pribadi mereka akan kehidupan, kematian, dan kelangsungan hidup di dunia yang tak mudah ditinggalkan.
Kemudian pada pukul 19.30 WIB akan disusul dengan pemutaran film kedua karya Stack yang berjudul ‘The Farm: 10 Down (2009). 10 tahun setelah pembuatan film ‘The Farm’, Jonathan Stack kembali ke LP Louisiana di Angola dan kembali bersentuhan dengan cast dari film tersebut. Film tersebut menangkap momen-momen penting dan menguak sisi personal dari para bekas narapidana, keluarga mereka, dan para korban tertuduh. Pemutaran perdana film ini dilakukan di LP Angola tanggal 3 Juni 2009 di hadapan para narapidana.
Pada hari berikutnya, Kineforum DKJ akan menggelar sesi khusus dengan Stack berupa wawancara dan diskusi yang akan dihadiri oleh para undangan baik dari pihak media, maupun para sineas film dokumenter. Mereka yang terlibat dalam diskusi adalah para pembuat film Indonesia yang selama ini sudah menunjukkan komitmennya dalam membuat film-film dokumenter bertema perubahan sosial, seperti Steve Pillar Setiabudi, Darwin Nugraha, Muhammad Ichsan, serta berbagai pihak lain yang menggunakan film sebagai medium perubahan sosial di Indonesia.
Program Khusus: Jonathan Stack ini terselenggara atas kerjasama DKJ dengan situs dan organisasi video EngageMedia.org, GSCFFI, dan juga atas dukungan Ford Foundation.http://www.dkj.or.id