SOEGIJA, Film Layar Lebar Pertama Studio Audio Visual PUSKAT Yogyakarta***Kamera untuk Masyarakat Adat***Peluncuran Film Dokumenter*** "

cari isi blog ini anda tulis kata kuncinya dan di search

Kamis, 27 Januari 2011

Jenis Jenis Skenario Film Fiksi

Minggu, 13 Juli 2008

Pertama-tama harus dibedain dulu istilah jenis skenario dengan jenis film. Jenis film, atau yang biasa dikenal sama orang dengan genre film, secara sederhana dapat dikatakan sebagai pengelompokan film dengan dasar tertentu, entah alur cerita, tingkat dramatik, adegan, kostum, mise en scene, dll, dll. Jadi kalo ada pocong didalam film itu, sudah bisa dipastikan genrenya horor. Ada duel koboi, berarti genrenya western. Genre bahkan bisa ditentukan lewat siapa yang main. Sylvester Stallone yang main berarti filmnya action. Kalo berminat kapan-kapan gue jelasin genre. Sekarang jenis skenario dulu.

Dalam film fiksi, skenario secara umum terbagi dalam dua jenis: plot-driven scenario, dan character-driven scenario. Ini artinya, cerita yang ada dalam skenario itu diarahkan oleh plot-plotnya atau oleh karakter-karakternya.

plot-driven

Sebagaimana yang udah pernah gue post, plot itu adalah sebuah kejadian atau peristiwa yang ditampilkan ke dalam film. Klik sini buat nginget-nginget plot.

Jadi, senjata penulis skenario disini adalah plot. Untuk mencapai tujuan penceritaan, penulis skenario membuat satu kejadian, untuk dialami oleh tokoh utama, disusul lagi dengan satu kejadian, lagi dan lagi, hingga akhir cerita. Dengan dasar pemikiran seperti ini, bukan tidak mungkin karakter yang ada dalam cerita itu bisa kita ganti. Jadi kita tidak perlu repot-repot membuat karakter yang kompleks dalam cerita yang plot-driven.

Misalnya ada seorang laki-laki tua jenggotan, berbaju lusuh, mengidap penyakit kusta, istrinya baru meninggal dua tahun yang lalu, dan ia sedang kerepotan karena uang pensiun belum juga turun. Ia sedang duduk di taman pada malam hari, memikirkan nasib. Tiba-tiba ada sebuah UFO mendarat di taman itu. Dari UFO tersebut keluarlah alien yang mulai menembakkan senjata lasernya ke sekitar. Setiap tembakan laser langsung mendekonstruksi apapun yang dikenainya. Pohon, kucing garong, bangku taman, semua sirna. Melihat hal ini, sang laki-laki tua ngibrit. Melihat hal ini, si alien langsung mengejar laki-laki tua itu dan menembakkan lasernya. Laser tersebut berhasil mengenai, namun ternyata sang korban justru memantulkan kembali laser tersebut dan mengenai alien. Alien terdekonstruksi dan hilang bersama UFO. Ternyata pelindung laki-laki tua tersebut adalah cinta dari sang istri.

Dari cerita diatas bisa dilihat bagaimana gue dengan seenak jidat memasukkan peristiwa-peristiwa yang tidak masuk akal untuk dilalui si tokoh utama. Harusnya si tokoh utama mati, tapi gue kurang suka sad ending. Penulis skenario punya senjata peristiwa untuk dialami oleh si tokoh utama, tinggal tergantung peristiwa apa yang cocok dengan tujuan. Contoh diatas adalah contoh yang buruk jika tujuannya adalah sebuah pesan yang berbunyi "cinta sejati selalu melindungi". Tapi anggap saja pesannya demikian.

Sekarang, bagaimana seandainya si laki-laki tua itu kita ubah jadi seorang perempuan cantik? Atau mungkin anak kecil? Atau mungkin ustadz atau pendeta? Atau si buta dari goa hantu? Apakah akan ada perubahan dari cerita? Tidak teman, selama cerita tersebut diarahkan oleh plot, semua karakter bisa kita ganti, BAHKAN karakter utamanya. "Uang pensiun", "penyakit kusta", atau "istri yang meninggal dua tahun lalu" akan sia-sia karena tidak memiliki kontribusi dalam cerita. Iya kan? Yang dibutuhkan diatas cuma "serangan alien", "serangan berbalik", "tokoh utama dilindungi oleh cinta". Bahkan alien pun bisa kita ganti, cukup "serangan" saja. Alien bisa diganti predator, ikan hiu, pocong, bencong, yang penting sesuai dengan pesan.

Inilah plot-driven scenario. Menurut gue, contoh-contoh filmnya (ini bisa diperdebatkan), seperti The Happening, War of The Worlds, Tomb Raiders (serius, coba aja ganti Lara Croft sama cowok kemayu), dll. Your turn. ^^V

Character-driven scenario menyusul.



Senin, 14 Juli 2008
Jenis-jenis Skenario Film Fiksi II

Character-driven

Seperti namanya, character-driven scenario menggunakan karakter didalamnya untuk menyetir cerita. Untuk jenis ini, demikian pentingnya satu karakter dalam skenario tersebut sehingga tidak dapat digantikan dengan karakter yang lain. Berbeda dengan plot-driven scenario dimana peristiwa demi peristiwa datang menghampiri karakter utama demi penceritaan, justru keberadaan karakter itulah yang akan mendatangkan kejadian-kejadian. Setiap karakter (apalagi karakter utama) sudah sepantasnya memiliki deskripsi yang sangat mendetail, yang nantinya akan menjadi acuan bagi kemunculan peristiwa-peristiwa, satu demi satu.

Kalo belum 100% paham, mari kita coba buat satu karakter yang sangat mendetail:

Anto adalah seorang pria berusia 30 tahun, zodiak scorpio, homoseksual, gemar memasak, pernah pacaran sekali dengan seorang perempuan, dan setelahnya selalu pacaran dengan sesama laki-laki. Ia memiliki phobia terhadap perempuan. Sekarang ia berpacaran dengan Aryo, rekan kerjanya. Makanan kegemaran Anto adalah chicken cordon bleu, sementara minuman favorit adalah kopi tubruk. Pekerjaannya adalah tukang parkir di salah satu pasar swalayan. Secara garis besar, Anto bersifat melankolis sanguinis, introvert, dan hanya terbuka pada orang-orang terdekatnya. dst. dst.

Karakter ini akan menjadi sia-sia jika kita hendak membuat plot brutal berupa serangan alien, dan membuat Anto mati didalam serangan tersebut. Mungkin dalam adegan tersebut penonton hanya akan mendapatkan informasi bahwa ada seorang laki-laki kemayu yang berteriak "tolong!" sebelum ia ditembak mati oleh seekor alien.

Dari informasi karakter Anto diatas, kita sudah bisa membuat skenario film panjang, karena karakter tersebut sudah mendatangkan konflik sebelum perlu kita adakan. Kita bisa membayangkan aksi Anto sebagai tukang parkir yang memiliki dilema untuk menyembunyikan ketertarikannya terhadap sesama jenis, karena belum pernah ada sejarahnya tukang parkir homo bukan? Kenyataan bahwa dirinya takut perempuan juga akan mengundang plot tersendiri karena pelanggan pasar swalayan kebanyakan perempuan. Anto sebagai karakter utama akan menjadi poros berkembangnya skenario, dan inilah yang dimaksud dengan character-driven scenario.

Sumber:http://idecerita.blogspot.com

Ditulis Oleh : jaka ~ Berbagi Informasi Film Dokumenter

Artikel Jenis Jenis Skenario Film Fiksi ini diposting oleh jaka pada hari Kamis, 27 Januari 2011. Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar.

:: Get this widget ! ::

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

terimah kasih atas komentar anda

JAKACU75
jakaboyaoge.blogspot.com

Move your mouse to go back to the page!
Gerakkan mouse anda dan silahkan nikmati kembali posting kami!## TERIMAH KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

Copyright 2010 gubhugreyot.blogspot.com - All rights reserved